Tuesday, 31 May 2016

Tafsir QS. at Taubah

Tafsir Surat At Taubah –Madaniyah-Ibnu Katsir

بَرَآءَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١ فَسِيحُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٖ وَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُمۡ غَيۡرُ مُعۡجِزِي ٱللَّهِ وَأَنَّ ٱللَّهَ مُخۡزِي ٱلۡكَٰفِرِينَ ٢
(Inilah pernyataan) pemutusan  hubungan  dari Allah dan Rasul-Nya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah mengadakan perjanjian (dengan mereka).Maka berjalanlah kamu (kaum musyrikin) di muka bumi selama empat bulan dan ketahuilah bahwa sesungguhnya kamu tidak akan dapat melemahkan Allah, dan sesungguhnya Allah menghinakan orang-orang kafir.

Mengapa tidak dituliskan lafadz basmalah di pembuka surat ini?
Surat Al-Qur'an yang mulia ini bagian dari akhir-akhir surat yang turun kepada Rosulullah, sebagaimana yang Imam Bukhori riwayatkan dari Al Bara’ berkata: “Ayat yang terakhir turun adalah (يستفتونك قل الله يفتيكم في الكلالة) dan surat yang terakkhir turun adalah surat Al Bara’ah –At Taubah-.
Dan mengapa tidak diawali dengan lafadz basmalah ? itu karena para sahabat tidak menerakan lafadz basmalah  pada pembukaanya berdasarkan mushaf  imam, bahkan hal yang demikian dicontoh-dilakukan-  juga oleh Amirul Mukmini Utsman bin Affan ra.
Bagian awal surat ini turun kepada Rosulullah saat sepulangnya Rosulullah dari perang tabuk, ketika mereka sedang melaksanakan ibadah haji. Kemudian  diceritakan bahwa kaum musyrikin di musim haji tahun itu juga turut hadir seperti biasanya dan seperti biasa juga mereka tawaf dalam keadaan telanjang. Maka Rosulullah tidak suka bercampur dengan mereka, maka beliau pun mengutus Abu Bakar As Siddik sebagai pimpinan rombongan haji pada tahu tersebut., agar kaum muslimin dapat menyempurnakan ibadahnya –haji-, dan mengingatkan kaum musyrikin agar mereka  tidak lagi melaksanakan haji setelah tahun tersebut, Dan untuk menyerukan kepada orang-orang : (بَرَآءَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ). maka ketika pengikutnya dikunci dengan Ali Bin Abi Thalib yang diminta agar menjadi penyampainya Rosulullah yang kedudukanya adalah bagian dari keluarga Rosulullah sebagaimana yang akan dijelaskan nanti.

إِلَّا ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ثُمَّ لَمۡ يَنقُصُوكُمۡ شَيۡ‍ٔٗا وَلَمۡ يُظَٰهِرُواْ عَلَيۡكُمۡ أَحَدٗا إِنَّ ٱللَّهَ يُحِبُّ ٱلۡمُتَّقِينَ ٤ 

Pengumuman ; berlepas dari orang-orang musyrik
Firman Allah (بَرَآءَةٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ) berlepas diri disini artinya  perlepas dirian dari Allah dan Rosulullah (إِلَى ٱلَّذِينَ عَٰهَدتُّم مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ ١  - -2فَسِيحُواْ فِي ٱلۡأَرۡضِ أَرۡبَعَةَ أَشۡهُرٖ) kepada orang-orang yang memiliki perjanjian damai dari pihak musyrikin.. ayat ini tertuju pada perjanjian damai yang mutlak dan bukan yang terbatas waktu tertentu. Atau bagi siapa yang memiliki perjanjian damai kurang dari 4 bulan, maka hendak menggenapkan menjadi 4 bulan. Dan adapun mereka yang memiliki kesepakatan damai dengan batas waktu tertentu maka ketentuannya seperti apayang  disepakati, sebagaimana firman-Nya: (فَأَتِمُّوٓاْ إِلَيۡهِمۡ عَهۡدَهُمۡ إِلَىٰ مُدَّتِهِمۡۚ) seperti pula yang tertera dalam hadits : (barang siapa yang antara dirinya dan Rosulullah melakukan kesepakatan damai, maka perdamaiannya sampai dengan batas waktunya). Diriwayatkan dari Al Kilabi dan Muhamad Bin Ka’ab Al Kurdhi dan yang lainnya.
Dan Abu Mi’syar Al Madany berkata: meriwayatkan kepada kami Muhammad bin Ka’ab Al Kurdhi dan yang lainnya mereka mengatakan; Rosulullah mengutus abu bakar sebagai pimpinan rombongan haji tahun  9 H. dan mengutus Ali Bin Abi Thalib dengan membawa 30 atau 40 ayat dari surat  baro’ah. Kemudian dibacakan kepada manusia. Orang-orang musyrikin pun masih menggunakan waktunya 4 bulan beraktifitas, kemudian dibacakan kepada mereka pada hari arafah bahwa waktu tenggang mereka adalah 20 hari di bulan Dzul Hijjah,-ditambah-  bulan Muharam , Shaffar, Rabiul awal dan 10 hari  di bulan Rabiul Akkhir. Dan dibacakan pula di rumah-rumah dan tempat persinggahan mereka, dan dikatakan: “Tidak diperbolehkan bagi orang musyrik melaksanakan haji setelah tahun ini dan tidak boleh tawaf memutari kabah dengan telanjang.  Oleh karena itu Allah SWT  mengatakan :

وَأَذَٰنٞ مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦٓ إِلَى ٱلنَّاسِ يَوۡمَ ٱلۡحَجِّ ٱلۡأَكۡبَرِ أَنَّ ٱللَّهَ بَرِيٓءٞ مِّنَ ٱلۡمُشۡرِكِينَ وَرَسُولُهُۥۚ فَإِن تُبۡتُمۡ فَهُوَ خَيۡرٞ لَّكُمۡۖ وَإِن تَوَلَّيۡتُمۡ فَٱعۡلَمُوٓاْ أَنَّكُمۡ غَيۡرُ مُعۡجِزِي ٱللَّهِۗ وَبَشِّرِ ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ ٣







PROGRAM STUDI ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
PASCASARJANA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN – LAMPUNG
2015 / 2016

RAMADHANKU

Marhaban ya Ramadhan...
 Diantara hal yang mencemaskan adalah..
menantikan Ramadhan untuk kita jumpai kembali
apalagi ramadhan sudah di depan mata...



kesempatan yang sudah ada di depan mata bukan berarti pasti didapati
takdir ilahi tiada yang mengetahui....

mari kita sambut Ramadan dengan harap-harap dan cemas..

Rumus puasa Ramadhan:

Islam
Iman            --- Puasa Ramadhan   =  Orang yang Bertaqwa
Ihsan